Powered By Blogger

Rabu, 28 April 2010

Kisah Sebuah Kota

:Mengenang gejolak reformasi



Kota itu tak pernah lagi tidur setelah pembakaran dan pembunuhan bersaing dengan lagu-lagu pop merebut puncak tangga hits. Berita kerusuhan berdarah -- dengan sedikit bumbu pedas -- menjadi barang dagangan laris yang mendongkrak omzet penjualan koran. Di situ pula kota terpampang di halaman depan dengan wajah resah dan kurang darah.

Ini masa reformasi. Tapi bukan karena itu hingga kota bermuram durja. Tak lagi mampu menuliskan daftar panjang nama korban mati membusuk. Bukan karena itu hingga kota berduka. Barisan warga bergerak mengungsi dengan pikulan beban ketakutan penuh teror dan ancaman tanpa kepastian perlindungan keamanan. Bukan karena itu. Tapi lantaran tak pernah terwujud reformasi itu. Hanya tambal sulam seraya mencari celah.

Reformasi. Mungkin cuma tetap seteriak slogan. Sebatas mimpi. Sementara kota tak pernah lagi tidur.

Tidak ada komentar: