kuhirup aroma musim hujan
di malam yang basah
dan kembali datang kenangan
hangatnya secangkir kopi yang kau seduh
di senja teduh
angin dingin mempermainkan sunyi
dan rindu rupanya tak pernah berubah sifat
senantiasa seperti kanak-kanak
merengek minta dibelikan coklat
tapi tak ada toko yang buka selarut ini
tinggallah diskotek dan apotek
menyediakan pil penenang
sementara diriku sendiri
berharap sangat
terdampar di atas komedi putar
mungkin ada sekaleng racun serangga
untuk membasmi kanak-kanak
yang terus merengek minta coklat
di malam mustahil ini
tapi aroma musim hujan selalu menghidupkan
kenangan pada hangatnya secangkir kopi
di senja yang jauh
akh, aku benci benar pada rasa rindu
yang tak mati-mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar