Kita pernah
bertatapan
Tak tahu apa bergolak di
lautmu
Perahu kertas sarat
tanya
Selalu menepi pantai
Sekali ini kuciptakan
sajak
Pemberitahuan
gejolak lewat angin
Belum terkirim,
Koyak dalam remasan
Aku berharap angin
mengerti
Sebab desah resah
nafas
Bersatu dalam
hembusan
Gugahlah isi lautnya
Lewat terpaan pada
nyiur
Sebelum senja,
Sangat ingin kutahu
Apa terjadi di lautmu
Agar malam datang
Tak ragu lagi
Berlayar
Atau tidak sama
sekali
Makassar
Seperti engkau membuka laci lemari pribadimu. Seperti engkau memaknai sorot mata kekasihmu.
Jumat, 30 Juli 2010
Kamis, 29 Juli 2010
Keranjang Sampah
istriku,
kau mengambil keranjang
mengumpulkan serakan sampah
aku menyuruhmu ke ranjang
menampung birahi tumpah
istriku,
kau keranjangku
aku sampahmu
Makassar, 29-07-2010
kau mengambil keranjang
mengumpulkan serakan sampah
aku menyuruhmu ke ranjang
menampung birahi tumpah
istriku,
kau keranjangku
aku sampahmu
Makassar, 29-07-2010
Rabu, 21 Juli 2010
Angin Berangkat ke Tenggara
angin berangkat ke tenggara
menyeret desis risau
daun-daun merunduk
dan tanah sembab
oleh tetes duka embun
perjalanan hidup yang berat
menuju batas usia
debu-debu mengambang
di atas kepala yang bimbang
seonggok puisi
di masa yang ranum
menjadi api berdiang
di musim yang giris
jiwa telah kehilangan pelita
dalam masa yang suram
kupu-kupu beranjak
meninggalkan kota
kemana mencari senyum matahari
bumi pun enggan bercumbu lagi
Makassar
menyeret desis risau
daun-daun merunduk
dan tanah sembab
oleh tetes duka embun
perjalanan hidup yang berat
menuju batas usia
debu-debu mengambang
di atas kepala yang bimbang
seonggok puisi
di masa yang ranum
menjadi api berdiang
di musim yang giris
jiwa telah kehilangan pelita
dalam masa yang suram
kupu-kupu beranjak
meninggalkan kota
kemana mencari senyum matahari
bumi pun enggan bercumbu lagi
Makassar
Senin, 05 Juli 2010
Menonton Televisi
teruslah berkasih-kasihan dalam televisi itu
ruang tengah telah siap jadi kolam kesedihan
selama enam puluh menit
sebab bukankah cinta
satu samudra haru semata
ini, kukirimkan skenario dan air mata
buat sejoli bercinta
sebelum sinetron menciptakan dunia tangis
tersendat-sendat di antara iklan
sementara televisi lain sudah retak patah hati
ingatlah, adikku, cinta menjadi rombengan
saat kau lepas pita putih rambutmu
untuk seorang yang senang nonton
ruang tengah telah siap jadi kolam kesedihan
selama enam puluh menit
sebab bukankah cinta
satu samudra haru semata
ini, kukirimkan skenario dan air mata
buat sejoli bercinta
sebelum sinetron menciptakan dunia tangis
tersendat-sendat di antara iklan
sementara televisi lain sudah retak patah hati
ingatlah, adikku, cinta menjadi rombengan
saat kau lepas pita putih rambutmu
untuk seorang yang senang nonton
Langganan:
Postingan (Atom)