teruslah berkasih-kasihan dalam televisi itu
ruang tengah telah siap jadi kolam kesedihan
selama enam puluh menit
sebab bukankah cinta
satu samudra haru semata
ini, kukirimkan skenario dan air mata
buat sejoli bercinta
sebelum sinetron menciptakan dunia tangis
tersendat-sendat di antara iklan
sementara televisi lain sudah retak patah hati
ingatlah, adikku, cinta menjadi rombengan
saat kau lepas pita putih rambutmu
untuk seorang yang senang nonton
2 komentar:
wow
Apa kabar, bung Aljawari?
Posting Komentar